Beruang Madu – Beruang Terkecil Di Dunia

Beruang madu yang memiliki nama ilmiah Herlarctos malayanus yakni spesies beruang terkecil dari 8 jenis beruang yang ada di dunia. Binatang ini masuk dalam ordo karnivora, tetapi mempunyai sifat omnivora.

Hewan ini juga diangkat menjadi salah satu karakter serial kartun bawah umur, ialah Winnie The Pooh. Digambarkan, Winnie The Pooh yakni seekor beruang kecil yang lucu yang mempunyai sahabat bernama Piglet si babi kecil, Tiger si harimau, Rabbit si kelinci, Kanga si kangguru, Eeyore si keledai

Sarang lebah yang berisi anak lebah dan madu merupakan kuliner favorit bagi beruang madu. Satwa ini menjadi binatang khas Bengkulu dan menjadi maskot kota Balikpapan.

Nama lain beruang ini adalah Malayan Sun Bear atau Sun Bear yang memiliki arti beruang matahari. Mendapat julukan seperti itu, sebab mempunyai corak putih pada bagian dada mirip matahari.

Saat ini, jenis beruang terkecil ini ialah satwa yang dilindungi dari kepunahan secara internasional. IUCN Red List memasukkan hewan pemakan lebah dan madu ini dalam status konservasi “Rentan Punah” atau Vulnerable / VU.

Daftar Isi

• Taksonomi
• Ciri Beruang Madu
• Habitat dan Makanan
• Perilaku Beruang Madu
• Ancaman Terhadap Beruang Madu
• Status Konservasi

Taksonomi

Sun Bear atau beruang madu mempunyai taksonomi sebagai berikut:

Kerajaan	Animalia
Filum	Chordata
Kelas	Mamalia
Ordo	Carnivora
Famili	Ursidae
Genus	Helarctos
Spesies	Helarctos malayanus

Ciri Beruang Madu

Beruang madu remaja mempunyai berat tubuh 50 hingga 65 kg, serta panjang badan sekitar 1,4 meter dan tinggi punggung sekitar 70 cm. Dengan berat tubuh dan ukuran badan tersebut maka beruang ini ialah beruang terkecil di dunia.

Bulu beruang madu berwana hitam dengan bulu bagian dada berwarna keputihan atau kekuningan berupa karakter V. Moncongnya berwarna lebih cerah dibanding warna dadanya.

Satwa ini mempunyai sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang, serta memiliki 5 jari pada masing-masing kaki. Kukunya yang panjang membuat lebih mudah untuk memanjat pohon yang berbatang lurus dan tinggi secara cepat dan mudah.

Beruang madu dapat hidup mencapai usia 28 di penangkaran, akan namun belum ada data usia optimal yang mampu diraih di alam liar atau hutan. Hewan ini meraih kematangan seksual pada usia 3-4 tahun dan dapat bereproduksi sepajang tahun dengan kurun kandungan 96 hari dan menyusu selama 18 bulan.

Habitat dan Makanan

Habitat alami beruang terkecil di dunia ini ialah hidup di hutan dataran rendah dan perbukitan dengan ketinggian sekitar 1.500 mdpl. Satwa dengan julukan beruang matahari ini terdapat di Indonesia di kawasan Sumatera dan Kalimatan.

Selain itu, juga tersebar di negara-negara lain seperti Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam.

Sebenarnya beruang madu adalah hewan karnivora atau pemakan daging, akan namun kenyataannya mempunyai sifat omnivora atau pemakan segala. Selain madu, sumber kuliner yang sering dikonsumsi yaitu serangga seperti rayap dan semut, burung, buah-buahan, dan daun-daunan bagian pucuk.

Sesuai dengan namanya, beruang terkecil ini sangat menggemari sarang lebah yang didalamnya terdapat anak lebah dan madu. Untuk mencari tahu didalam sarang terdapat madu atau tidak, beruang madu memakai cakarnya yang panjang kemudian memasukkannya ke dalam sarang lebah, kemudian menjilat madu beserta anak lebah yang ada didalamnya.

Beruang matahari atau madu ini biasanya mencari sarang lebah pada kondisi malam hari.

Perilaku Beruang Madu

Beruang madu yakni hewan yang aktif di malam hari atau tergolong hewan nokturnal. Hewan ini memiliki perilaku sehari-hari dengan menghabiskan waktu di tanah dan memanjat pohon untuk mencari makanan. Sifat pemalu dan penyendiri yaitu aksara dari beruang terkecil ini.

Beruang matahari atau beruang malayan ialah binatang soliter, kecuali betina dan anaknya. Mereka tidak melaksanakan hibernasi seperti beruang yang lain sebab sumber makanannya tersedia sepanjang tahun. Dalam 1 hari beruang ini bisa berjalan sejauh 8 km.

Beruang madu memiliki kebiasaan menggali dan membongkar tanah yang bermanfaat bagi proses penguraian dan daur ulang kawasan hutan hujan tropis. Selain itu, beruang kecil ini juga berperan dalam regenerasi hutan alasannya adalah mampu membuatkan biji dari buah-buahan yang dimakannya.

Ancaman Terhadap Beruang Madu

Beruang madu masuk dalam klasifikasi hewan yang terancam kelancaran hidupnya. Hal ini disebabkan oleh pengerusakan habitat alami akibat aktivitas insan mirip pembukaan daerah hutan.

Karena habitat aslinya yang semakin sempit, kadang-kadang terjadi konflik antara manusia dan beruang kecil ini. Contohnya, hutan hujan tropis semakin menyusut akibat penebangan liar dan deforestasi hutan untuk dijadikan perkebunan karet, kopi, dan kelapa sawit.

Selain itu, kegiatan perburuan liar baik dikawasan tunjangan dan diluar perlindungan kian memperparah bahaya kepunahan. Bagian tubuh beruang madu seperti kantung empedu beserta cairannya sering kali diperdagangkan secara gelap untuk pengobatan tradisional.

Sedangkan aspek alam yang menjadi ancaman beruang madu dan keanekaragaman hayati di hutan seceara keseluruhan, salah satunya adalah kebakaran hutan.

Status Konservasi

Sejak tahun 1994 status konservasi beruang madu masuk dalam klasifikasi “Rentan” atau Vulnerable / VU oleh IUCN. Beruang ini sedang menghadapi risiko kepunahan di alam liar. Selain itu, beruang terkecil di dunia ini juga dimasukkan dalam CITES Apendix I sejak tahun 1979.

Untuk menghalangi ancaman kepunahan dan tetap mempertahankan populasi beruang matahari, salah satu upaya yang dikerjakan oleh Yayasan Semboja Lestari bareng BOS (Balikpapan Orangutan Survival) adalah membuat tempat tunjangan di Kutai Kertanegara.

Areal seluas 58 hektar dijadikan daerah penampungan beruang madu hasil sitaan dari masyarakat. Selain itu, menurut PP No 7 Tahun 1999, beruang terkecil ini ialah satwa yang dilindungi di Indonesia.